Reggae 'n Rasta
Selama ini musik reggae selalu disamaartikan dengan rasta. Ini sama sekali tidak benar. Rasta sendiri adalah kependekan dari Ras Tafari, sebuah kepercayaan yang dianggap sebagai agama. Tapi tak sedikit yang menganggap rasta hanyalah jalan hidup, bukan agama. Rasta mengakui Haile Selassie I, bekas kaisar Ethiopia, sebagai Raja diraja, Tuan dari segala Tuan dan Singa Yehuda sebagai Yah (nama Rastafari untuk Allah, yang merupakan bentuk singkat dari Yehovah yang ditemukan dalam Mazmur 68:4 dalam Alkitab versi Raja James), dan bagian dari Tritunggal Kudus. Nama Rastafari berasal dari Ras Täfäri, nama Haile Selassie I sebelum ia dinobatkan menjadi kaisar.
Lalu apa yang membuat reggae identik dengan rasta? Ini tak lain dikarenakan pembesar musik reggae, maha legenda, Bob Marley adalah penganut ajaran rasta. Para reggaemania seluruh dunia pun pasti setuju gara-gara ulah Bob Marley and The Wailers (bandnya Bob Marley) musik reggae bisa dikenal sepeti ini. Maka musik reggae identik dengan Bob Marley sehingga apapun yang dilakukannya dianggap sebagai hadis jika dalam agama Islam. Apalagi di dalam karya-karyanya, Bob Marley juga sering memasukkan unsur-unsur ajaran rasta. Namun banyak yang salah kapra tentang reggae dan rasta. Di musik reggae, merokok adalah hal yang ditentang karena menyalahi ajaran rastafari. Anggota The Wailers sama sekali tidak ada yang merokok. Saya juga teringat Pepeng ( vocalist Steven and Coconut Treez ) di acara Kick Andy yang bercerita bahwa dia sangat sangat heran karena musisi reggae asli Jamaika yang dating ke Jakarta tidak ada yang merokok.
Ajaran rastafari sangat berbeda dengan norma dan pikiran bangsa barat. Ini dimaksudkan untuk ditiadakannya penindasan tehadap kaum kulit hitam yang terjadi di dunia terlebih di Afrika. Ini sama dengan tujuan utama dari musik reggae.
“Musik Reggae membawa missi yang mulia, jiwa Reggae adalah hembusan nafas perdamaian dan persatuan, kesetaraan umat manusia.” Begitulah ucapan musisi reggae idola saya, Ras Muhamad. Intinya reggae dan ajaran rastafaria sama-sama menekankan pada kemerdekaan, persatuan dan cinta damai. Karena itu para musisi reggae tidak ada yang menulis lagu bertema kesusahan, patah hati, selingkuh, dsb. Tujan yang sama ini juga semakin mengeratkan reggae dan rasta.
Jika ada yang mengatakan reggae adalah rasta dan rasta adalah reggae, berarti orang tersebut tidak mengetahui apa itu reggae dan apa itu rasta. Jika benar reggae adalah rasta dan pemakai ganja, tidak akan kita dengar nama-nama seperti Steven and Coconut Treez, Ras Muhamad, Shaggy Dog, (Alm) Imanez, Tony Q Rastafara, Nyiur Melambai, Souljah, Cozy Republik dll. Mereka semua pasti telah ada di hotel prodeo. Tapi nyatanya tidak. Dan kita lihat saja penghuni LP Cipinang, seberapa banyak napi kasus narkotika yang kenal dengan Bob Marley, Garnett Silk, Burning Spear, Abysinians, Sizzla, Ras Michael, Jacob Miller, Augustus Pablo, King Tubby, KRS-One, Wu Tang, NAS, Black Uhuru, Sean Paul dan banyak legenda reggae lainnya. Saya yakin lebih banyak napi koruptornya.
Saya menekankan lagi bahwa musik reggae adalah musik perdamaian. Dan kita tidak akan damai di penjara gara-gara kasus ganja. Saya sendiri penggemar reggae dan penganut rasta tidak akan merokok apalagi mabok-mabokan dan ngeganja. Saya hanya mengambil tujuan inti keduanya yang telah membuat hati dan jiwa lebih tenang dan damai. Saya juga tidak mengangap rastafari sebagai agama, melainkan sebuah jalan hidup karena saya adalah penganut agama Islam. Jadi, reggae bukan berarti rasta, dan penganut rastafaria tidak harus menyukai musik reggae.
0 komentar:
Posting Komentar