Di Balik Pemberontakan Aceh
Pada buku IPS kelas 9 yang telah saya tuntaskan, terdapat materi pemberontakan Aceh yang dipimpim oleh Daud Beureuh. Yang kemudia memproklamirkan diri sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia yang telah berdiri dahulu di Jawa Barat oleh Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo, S.M.Pemberontakan Aceh ini ini sendiri diakhiri dengan Musyawarah Kerukunan Aceh pada tanggal 17-28 Desember 1962. Hingga Daud Beureuh kembali ke warga Aceh dan kehidupan di sana lebih kondusif.
Namun apa latar belakang pemberontakan Aceh tersebut? Sebenarnya kata “pemberontakan” masih dapat diperdebatkan. Karma sebenarnya, sebelum Indonesia merdeka, Aceh ( dan juga Jogjakarta ) merupakan wiayah yang berdaulat dan memiliki hukum kenegaraan sendiri. Yang dimana Aceh sangat anti terhadap pemerintahan negara berat dan para penjajah. Aceh pun diakui oleh Negara timur dan barat sebagi bangsa yang merdeka dan berdaulat. Bahkan, Aceh saat itu pernah menjadi bagian (protektorat) dari Kekhalifahan Islam Tuki Utsmaniyah. Dan menjalin kerjasama dengan Negara-negara sahabat. Jadi, apakah dapat dibenarkan Negara yang telah berdaulat dan merdeka sejak abad 14 memberontak terhadap Negara yang baru merdeka pada abad 19?
Aceh bersedia bergabung dengan Indonesia karena bujukan Bung Karno dan karena kedekatan batin dengan Indonesia yang mayoritas pengikut Islam. Tapi apa yang terjadi terhadap Aceh sangat memprihatinkan. Aceh sebagai bangsa merdeka digabung menjadi daerah Sumatera Utara. Yang sebenarnya peradaban di sana sangat jauh tertinggal dari Aceh. Kesalahan lain pun dilakukan pemerintah Indonesia, SDA Aceh yang melimpah disedot habis-habisan untuk pembangunan di Jawa terutama di Jakarta. Sedangkan Aceh sendiri ditnggal saja pembangunannya.
Adalah wajar jika Aceh menarik kesediaannya bergabung dengan Indonesia dan lebih memilih menjadi bagian dari NII yang menurut warga Aceh lebih banyak memberi manfaat dari pada selalu dipinggirkan oleh Pemerintahan Jakarta. Tapi bukan berarti Daud Beureuh tidak memiliki rasa nasionalisme terhadap Indonesia. Ketika Indonesia merdeka, Daud Beureuh bersama warga Aceh menyambut gembira peristiwa itu. Bahkan mereka tetap berjuang untuk berjuang mempertahankan kemerekaan Indonesia dari konspirasi negara barat.
Jadi, Aceh tidak pernah memberontak terhadap Indonesia. Melainkan hanya menarik diri dari kesediaanya bergabung dengan NKRI.
Dan kini setelah GAM bersedia untuk genjatan senjata dengan Indonesia dan Aceh memilih kembali bersatu dengan NKRI, pemerintah membuat kebijakn yang sanagt tepat. Aceh dijadikan Provinsi sendiri dengan predikat Istimewa. Jadilah Daerah Istmewa Aceh atau Nanggroe Aceh Darussalam, sebutan dari warga Aceh, sebagai daerah yang dipimpin oleh putra daerah. Dan terjadi kesepakatan pembagian SDA yang 70% dikuasai warga Aceh, 30% untuk Pusat. Dan kemudian berganti 80% milik daerah, 20% untuk Pusat yang berlaku merata untuk semua daerah di Indonesia.
Jadi sudah sepatutnya pemerintahan membalas kebaikan atas sumbangan besar Aceh khususnya untuk daerah Jawa. Terutama untuk pembangunan kembali Aceh pasca terkena bencana tsunami. Dan semoga warga Aceh dapat tersejahterakan kembali hidupnya.
0 komentar:
Posting Komentar